Perbedaan Sebagai Unsur Kesempurnaan
Perbedaan Sebagai Unsur Kesempurnaan.- Sering kali pertanyaan muncul di benak kita: mengapa Allah menciptakan manusia dalam keadaan berbeda-beda? Mengapa ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang kuat, ada yang lemah? Mengapa ada orang yang memberi dan ada yang menerima? Mengapa Allah tidak menjadikan semua manusia dalam keadaan yang sama dan setara? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita, terutama ketika melihat perbedaan mencolok dalam kehidupan. Namun, jika kita renungkan lebih dalam, Allah menciptakan perbedaan ini bukan tanpa tujuan.
Perbedaan yang ada di dunia ini adalah bagian dari kesempurnaan ciptaan-Nya.
Setiap hal yang terlihat bertolak belakang, sebenarnya saling melengkapi untuk menciptakan keseimbangan yang harmonis. Sebagaimana malam dan siang. Apakah keduanya bertentangan? Secara kasat mata, mungkin kita melihat keduanya sebagai dua hal yang berbeda, bahkan berlawanan. Namun, jika kita merenungkan lebih dalam, malam dan siang bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan dua elemen yang saling menyempurnakan. Siang diperlukan untuk beraktivitas, sementara malam dibutuhkan untuk beristirahat. Keduanya hadir untuk menjaga keseimbangan kehidupan manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
(Surah Al-Qasas, 28:71-72)
Artinya: “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? Katakanlah: Terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Perbedaan adalah Unsur Kesempurnaan
Manusia memerlukan siang untuk bergerak, bekerja, dan beraktivitas. Cahaya siang adalah berkah yang diberikan Allah untuk memudahkan manusia dalam menjalankan segala tugas dan tanggung jawabnya. Namun, jika siang berlangsung tanpa henti, tentu tubuh manusia tidak akan mampu bertahan. Oleh karena itu, Allah menciptakan malam sebagai waktu untuk beristirahat, menyegarkan tubuh, dan mendapatkan ketenangan setelah seharian beraktivitas.
Dengan demikian, malam dan siang adalah dua hal yang saling melengkapi. Keduanya memiliki peran masing-masing yang tidak bisa dipisahkan. Kehidupan akan berjalan harmonis jika malam dan siang berfungsi sesuai dengan perannya. Jika salah satu dari keduanya tidak ada, maka keseimbangan akan terganggu. Perbedaan dalam kehidupan manusia juga memiliki logika yang sama. Ada orang yang kuat dan ada yang lemah, ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang memberi dan ada yang menerima.
Perbedaan ini bukan berarti ketidakadilan, melainkan merupakan bagian dari tatanan kehidupan yang telah Allah ciptakan untuk menjaga keseimbangan. Allah menciptakan manusia dalam berbagai keadaan agar mereka dapat saling membantu, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan. Dengan cara ini, kehidupan menjadi dinamis dan penuh hikmah.
Kesetaraan Bukan Berarti Harus Sama
Banyak orang menganggap bahwa kesetaraan berarti harus sama dalam segala hal. Namun, hal ini bukanlah makna sebenarnya dari kesetaraan. Allah menciptakan makhluk-Nya dengan peran dan tugas masing-masing, bukan untuk menjadi sama, melainkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Contoh paling jelas dari prinsip ini adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ
(Surah Al-Lail, 92:1-2)
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Ayat ini menegaskan bahwa malam dan siang, meskipun tampak berbeda, sebenarnya saling melengkapi satu sama lain. Begitu pula dengan laki-laki dan perempuan. Mereka memiliki peran dan tugas yang berbeda, tetapi keduanya diciptakan untuk saling menyempurnakan, bukan untuk bersaing atau bertentangan.
Dalam masyarakat modern, sering kali ada tuntutan untuk menyamakan peran laki-laki dan perempuan dalam segala hal. Namun, ini bukanlah konsep yang tepat. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan karakteristik yang berbeda-beda untuk menjalankan peran yang sesuai dengan fitrah mereka. Kesetaraan yang sebenarnya bukanlah menyamakan segala sesuatu, melainkan menghargai perbedaan peran tersebut dan bagaimana kedua jenis kelamin saling melengkapi.
Laki-laki dan Perempuan: Saling Melengkapi, Bukan Saling Menyaingi
Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dengan peran yang berbeda, tetapi saling melengkapi satu sama lain. Laki-laki, dalam banyak hal, mungkin lebih kuat secara fisik, tetapi perempuan memiliki kelebihan dalam hal kelembutan, kasih sayang, dan peran sebagai ibu. Peran keduanya sangat penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ
(Surah Al-Lail, 92:3-4)
Artinya: “Dan demi yang menciptakan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.”
Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memang memiliki tugas dan usaha yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama berharga di sisi Allah. Mereka tidak perlu bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih baik, karena masing-masing telah diciptakan dengan tugas yang berbeda, tetapi saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
Baca Juga: Orang yang pertama kali merayakan Maulid
Hikmah di Balik Perbedaan
Perbedaan adalah bagian dari rahmat Allah. Allah menciptakan segala sesuatu dengan kadar yang telah ditentukan, dan manusia sebagai makhluk-Nya harus menerima dan memahami hikmah di balik perbedaan tersebut. Jika semua orang sama, kehidupan akan kehilangan dinamika dan keseimbangan yang indah. Justru dengan adanya perbedaan, kita dapat belajar untuk saling menghargai, saling membantu, dan saling melengkapi satu sama lain.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
(Surah Az-Zukhruf, 43:32)
Artinya: “Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa perbedaan di antara manusia adalah kehendak Allah untuk menciptakan keteraturan dan keseimbangan dalam kehidupan. Manusia diciptakan berbeda agar mereka saling membutuhkan dan saling mendukung satu sama lain.
Unsur Kesempurnaan
Allah sebagai penentu kadar menciptakan manusia dan seluruh makhluk-Nya dengan perbedaan yang sudah diatur sedemikian rupa. Perbedaan ini bukanlah alasan untuk saling bertentangan, melainkan untuk menciptakan kesempurnaan dan keseimbangan dalam kehidupan. Baik dalam hubungan antara malam dan siang, maupun antara laki-laki dan perempuan, Allah telah menetapkan peran yang saling melengkapi. Maka, alih-alih memandang perbedaan sebagai hal yang negatif, kita harus melihatnya sebagai rahmat dan hikmah dari Allah yang mengajarkan kita untuk hidup dalam harmoni.
Share this content:
support Mimin dengan Traktir Kopi
Post Comment