Pengajian Ahad Pon Al Wafa Rijan
Kitab تنبيه المغتربين Karya Syekh Abdul Wahab as-Sya’roni
Pengajian kali ini diselenggarakan di kediaman alumni, saudara Ahmad Faruqi dan Badriyah. Dalam kesempatan tersebut, berbagai pelajaran berharga disampaikan, mengingatkan kita akan pentingnya persiapan menghadapi kehidupan setelah kematian.
Pesan Mu’awiyah bin Abi Sufyan Menjelang Wafat
Menjelang akhir hayatnya, Mu’awiyah bin Abi Sufyan berdoa dengan penuh ketundukan kepada Allah:
“اللهم ارحم الشيخ العاصي ذا القلب القاسي، اللهم أقل عثرتي واغفر زلتي وعد بحلمك على جهل من لم يثق بأحد سواك ولم يرج غيرك.”
“Ya Allah, rahmatilah hamba yang penuh dosa dan berhati keras ini. Ya Allah, hapuskanlah kesalahanku, ampunilah kekhilafanku, dan sambutlah dengan kasih sayang-Mu kebodohan hamba yang tidak pernah percaya kepada siapa pun selain Engkau dan tidak pernah berharap kepada siapa pun selain Engkau.”
Tangisan beliau setelah mengucapkan doa ini menjadi pengingat bagi kita bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui akhir hayatnya. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga hati agar tidak berburuk sangka terhadap siapa pun dan tidak terlalu percaya diri terhadap kondisi keimanan kita sendiri.
Keseimbangan Antara Khauf dan Raja’
Dalam menjalani kehidupan, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara khauf (rasa takut kepada Allah) dan raja’ (pengharapan terhadap rahmat-Nya). Rasa takut membuat kita berhati-hati dalam berbuat dosa, sementara pengharapan menguatkan keyakinan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Pesan Hisyam bin Abdul Malik kepada Keluarganya
Saat Hisyam bin Abdul Malik mendekati ajalnya, ia menyampaikan pesan mendalam kepada anak-anaknya yang menangis di sekelilingnya:
“قد جاد لكم هشام بالدنيا، وجدتم عليه بالبكاء، وترك لكم ما جمع، وتركتم عليه ما اجترم، فما أعظم منقلب هشام إن لم يغفر الله له.”
“Hisyam telah menyerahkan dunia ini untuk kalian, tetapi kalian justru menangisinya. Ia telah meninggalkan semua yang dikumpulkannya untuk kalian, sementara kalian membiarkan dia dengan dosa-dosanya. Betapa besar malapetaka yang akan menimpa Hisyam jika Allah tidak mengampuninya.”
Ucapan ini mengajarkan bahwa harta dan kedudukan yang dikumpulkan selama hidup tidak lagi bernilai di hadapan kematian. Kesedihan keluarga yang ditinggalkan tidak dapat mengurangi beban pertanggungjawaban seseorang di hadapan Allah.
Tangisan Abu Hurairah di Saat Maut Menjemput
Ketika Abu Hurairah menghadapi kematian, beliau menangis. Orang-orang di sekitarnya bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis?” Beliau menjawab:
“بعد السفر وقلة الزاد وضعف اليقين وخوف الوقوع من الصراط في النار”
“Perjalanan jauh, sedikitnya bekal, lemahnya keyakinan, khawatir tergelincir dari jembatan hingga jatuh ke dalam neraka.”
Ungkapan ini menggambarkan kesadaran mendalam Abu Hurairah akan panjangnya perjalanan menuju akhirat dan pentingnya mempersiapkan bekal yang cukup.
Nasihat untuk Memperbanyak Istighfar
Maka, wahai saudaraku, renungkanlah nasihat ini. Kita semua akan menghadapi saat yang sama, dan kita hanya memiliki satu nyawa. Perbanyaklah istighfar di siang dan malam hari, karena kita berada di tepi jurang (neraka). Hanya Allah yang dapat memberikan hidayah, dan hanya Dia yang menanggung orang-orang saleh.
“Segala puji bagi Allah, Penguasa alam semesta, dan hanya kepada-Nya tempat kita bersandar.”
Penutup oleh Agus H. Abdullah Mahfudz
Di akhir pengajian, Agus H. Abdullah Mahfudz mengutip hadits Rasulullah SAW:
“كن عالما أو متعلما أو مستمعا ولا تكن رابعا فتهلك”
“Jadilah orang yang berilmu, atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan. Jangan menjadi yang keempat, maka kamu akan binasa.”
Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu berada dalam salah satu dari tiga golongan tersebut: sebagai orang berilmu, penuntut ilmu, atau pendengar ilmu. Menghindari menjadi golongan keempat yang lalai, agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Pengajian ini bertujuan untuk melestarikan dan meneruskan apa yang telah diistiqomahkan oleh Abuya KH. Mahfudz Syaubari, Umi Hj. Faicha, dan para guru-guru beliau. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan terus beristiqomah dalam menuntut ilmu serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber : Ustad H. Ainur Rofiq
Baca Juga : AL WAFA Pengajian Alumni Rijan Di Tambakrejo
Rekomendasi Pondok pesantren Kecamatan Pacet dan sekitarnya.
Share this content: