Naiknya Derajat Pemilik Ilmu: Sebuah Refleksi
Naiknya Derajat Pemilik Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang mengangkat derajat pemiliknya. Ilmu memiliki keutamaan yang agung, siapa yang memiliki ilmu maka ia akan terangkat derajatnya dan merdeka dari kebodohan. Semua bidang ilmu memiliki keutamaan, namun yang paling utama adalah ilmu agama, ilmu yang bisa mengenalkan dan mendekatkan kita kepada Allah dan para utusan-Nya.
Keutamaan ilmu tidak hanya terletak pada pengetahuan itu sendiri, tetapi juga pada keberkahan yang menyertainya. Berapa banyak orang yang memiliki ilmu namun tidak merasakan manfaatnya? Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya nilai keberkahan. Keberkahan ilmu diperoleh melalui tata krama, ketekunan, dan istiqomah yang disatukan dengan niat yang benar. Menghormati guru adalah kunci utama untuk mendapatkan ilmu yang berkah.
Allah akan memuliakan siapa saja yang memiliki ilmu dan mau mengamalkannya. Banyak atau sedikitnya ilmu adalah ketetapan dari Allah. Artinya, Allah sudah memberi jatah ilmu kepada hamba-Nya masing-masing. Yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang mau mengamalkan ilmu dan istiqomah dalam pengamalannya.
Adab dalam Mencari Ilmu
Ilmu dicari dengan adab. Adab mencari ilmu sangat penting karena itu nanti akan menjadi tolak ukur untuk mendapatkan keberkahan. Beberapa adab dalam mencari ilmu antara lain: bersuci sebelum belajar, memperhatikan dan menghormati guru, kemudian bersungguh-sungguh dalam memahami dan menghafal. Bagian yang terpenting adalah ta’dhim (menghormati) dan husnudzon (berprasangka baik) kepada guru.
Kemuliaan dari Allah
Bagaimana Allah memberikan kemuliaan? Allah memberikan kemuliaan dengan selalu menuntun para pemilik ilmu untuk selalu istiqomah dalam pengamalannya, bukan dengan harta dan tahta. Bukan dengan banyaknya naik panggung atau banyaknya murid. Itu semua hanyalah tambahan dan anugerah dari Allah.
Pandangan masyarakat sering kali melihat nilai kemuliaan dari tingginya jabatan, banyaknya harta, banyaknya murid, dan seringnya tampil di atas panggung. Seakan-akan ada tuntutan bahwa orang yang berilmu harus kaya, berpangkat tinggi, dan sering tampil di muka umum. Padahal, konsep sebenarnya tidak seperti itu. Ada sebuah ungkapan:
“Berapa banyak orang yang terkenal, sebab barokah orang yang tidak terkenal.”
Pemilik ilmu dimuliakan oleh Allah dengan memiliki nilai keberkahan yang tinggi sebab istiqomahnya dan niatnya yang tulus. Selebihnya hanyalah tambahan dari Allah.
Tujuan Mencari Ilmu
Mencari ilmu bukanlah untuk menjadi kaya, bukan untuk mendapatkan jabatan, bukan untuk menjadi ulama, dan bukan untuk perkara dunia. Melainkan untuk menghilangkan kebodohan agar bisa menyembah Allah dengan baik dan benar.
Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Apakah pembawa ilmu tidak boleh mencari dunia? Tentu saja boleh. Justru jika memahami ilmu, salah satu pengamalannya adalah dengan muamalah (hubungan) urusan dunia dengan baik dan benar. Sebagaimana firman Allah:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”Saya teringat pesan Guru saya, KH. Mahfudz Syaubari, saat masih mondok. Beliau berpesan:
1. Santri tidak semuanya akan jadi Kiyai.
2. Jika kelak kalian jadi Kiyai, tetaplah punya usaha agar punya mental memberi bukan meminta. Tidak Toma’ (tamak) dari ngaji.
3. Jika kelak kalian jadi pengusaha, tetaplah ngaji agar hati tidak cinta dunia.
4. Santri harus mandiri dan mampu memberi kemanfaatan.
5. Santri tidak boleh demam panggung tapi juga tidak boleh gila panggung.
Nilai Keberkahan Ilmu
Derajat tinggi para pembawa ilmu bukan dinilai dari segi dhohirnya (lahiriahnya) saja, karena ada nilai khusus yang pandangan dhohir tidak mampu menilainya. Mereka memiliki nilai-nilai keberkahan yang tinggi. Jika kita bukan termasuk ahli ilmu, maka mari mendekat kepada para ahli ilmu.
Penutup
Kopi sudah habis, Lur. Sampai sini dulu sinau barengnya. Ini hanyalah sebuah sudut pandang. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan mencari ilmu, dan selalu diberi kemudahan serta keberkahan dalam setiap langkah kita. Tetap semangat dan istiqomah, karena ilmu adalah cahaya yang akan menerangi jalan kita menuju ridha Allah.
Share this content:
support Mimin dengan Traktir Kopi
Post Comment