Khidmah, Perbuatan Mulia Membantu Guru dan Para Kiai Pengasuh Pondok Pesantren
Khidmah: Perbuatan Mulia Membantu Guru dan Para Kiai Pengasuh Pondok Pesantren
Khidmah adalah sebuah perilaku mulia yang dilakukan dengan ikhlas kepada seorang guru ataupun para kiai pengasuh pondok pesantren. Perilaku khidmah ini biasanya dilakukan setelah seorang santri telah cukup umur dan cakap untuk mengabdi di pesantren. Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki al-Hasani menegaskan pentingnya khidmah dalam mengamalkan ilmu.
Dalam pengajaran beliau, dikatakan bahwa
ثبات العلم بالمذاكرة، وبركته بالخدمة، ونفعه برضا الشيخ
“Melekatnya ilmu dapat diperoleh dengan cara banyak muthola’ah, dan barokahnya dapat diperoleh dengan cara berkhidmah, sedangkan manfaatnya dapat diperoleh dengan adanya restu dari guru.”
Hal ini menggambarkan betapa pentingnya perilaku khidmah dalam perjalanan seorang santri.
Ketika seorang guru memberikan ilmu kepada kita, mereka tidak pernah mengharapkan imbalan apa pun. Niat mereka begitu mulia, yaitu mengamalkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah Saw yang menyatakan, “Barangsiapa menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal), ia akan tetap memperoleh pahala.”
Imam Az-Zarnuji dalam kitabnya, Ta’limul Muta’alim, juga menekankan pentingnya menghormati guru. Dalam salah satu syairnya, beliau menyampaikan,
أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلَى نَفْسِ وَالِدِي # وَإِنْ نَالَنِى مِنْ وَالِدِي الْفَضْلَ وَالشَّرَف
“Aku lebih mengutamakan guruku daripada orang tuaku, meskipun dari orang tuaku, aku mendapat keutamaan dan kemuliaan.”
فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ # وَهَذَا مُرَبِّ الجِسْمِ وَالجِسْمُ كَالصَّدَفِ
“Guru adalah pengasuh jiwaku, sedangkan orang tua adalah pengasuh badanku, perumpamaan jiwa adalah mutiara dan badan bagaikan kerangnya”
Hal ini menggambarkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam membentuk karakter dan membimbing santri.
KH. Abdul Qoyyum Mansur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem Rembang, menjelaskan bahwa khidmah memiliki tiga bentuk yang berbeda. Pertama, khidmah dengan menggunakan tenaga fisik, seperti bergotong royong membersihkan pondok, membantu membangun infrastruktur pesantren, atau menjaga kebersihan kendaraan kiai. Kedua, khidmah dengan menggunakan harta, seperti membantu pembiayaan infrastruktur pesantren, memberikan pesangon kepada para tholabul ilmi, atau menyediakan buku dan kitab untuk kepentingan santri dalam belajar. Terakhir, khidmah dengan meminta doa dan tabarukkan (berkah) dari para kiai, seperti melakukan sowan atau menata sandal kiai, bahkan menyediakan makanan bagi kiai. Hal-hal ini juga merupakan bentuk khidmah yang dianjurkan.
Habib Segaf Bin Hasan Baharun, putra pendiri Pondok Pesantren Dalwa Pasuruan, memberikan makna yang luar biasa bagi khidmah. Beliau mengatakan bahwa berkhidmah kepada guru selama satu jam saja lebih baik daripada belajar selama satu tahun. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan diangkat derajatnya, dan dengan berkhidmah kepada guru atau ilmu, seseorang akan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penghormatan dan ketaatan kepada guru.
Dengan demikian, menghormati dan patuh kepada guru seharusnya tumbuh dari hati nurani. Guru adalah orang tua yang membentuk karakter dan menjadi penyebab ketenangan dan berkah dalam hidup di masa mendatang. Oleh karena itu, perilaku khidmah kepada guru dan para kiai pengasuh pondok pesantren adalah suatu tindakan mulia yang perlu dijunjung tinggi. Dalam mengabdi kepada mereka, seorang santri dapat mengamalkan ilmu dengan sebaik-baiknya dan meraih manfaat yang besar bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.
Share this content:
support Mimin dengan Traktir Kopi
Post Comment