Jangan Melogika sesuatu yang tidak bisa di Logika
Akalmu tidak akan pernah sampai meskipun Okolmu kamu paksa sampai uratmu berhenti
Jangkauan Akal
Ada beberapa keadaan yang secara teori bisa di akal akan tetapi hasil tidak masuk akal. Akal akan sulit mencerna karena ini identik dengan hal hal yang di luar nalar. Tak akan mampu akal untuk menjangkaunya.
Anggap saja ada orang ahli marketing, 1000 buku yang membahas marketing sudah di kuasai, berbagai macam teori dan praktek berjalan dengan lancar, hasil nya juga sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, ada hal yang tidak akan bisa di ketahui dan pasti tidak akan bisa diketahuinya. Seperti siapa calon pembelinya, jam berapa orang akan membeli, berapa barang yang akan terjual, waktu kapan, dan tempatnya dimana. Suatu hal yang tidak akan bisa dipastikan. Manusia hanya bisa memastikan kesiapannya, tapi tidak bisa memastikan hasilnya.
Terkadang gerakan kecil bisa memberi hasil yang besar, gerakan besar malah memberi hasil yang kecil. Untuk menyambut sesuatu yang pasti dan tidak bisa di akal, manusia hanya perlu bergerak dengan menggunakan akalnya. Anggap saja kita akan membuat sumur, masalah sumbernya nanti tergantung Allah. Manusia hanya tahu cara mengebor sumur, tapi tidak akan tahu seberapa besar nanti sumbernya.
Sama halnya dengan kematian, Manusia tidak akan tahu kapan dan dimana akan meninggal. Yang bisa mereka lakukan adalah menjaga kesehatan dan kehati-hatian semaksimal mungkin sambil menunggu kematian tanpa harus tahu kapan dan dimananya.
Waktu yang habis
Memikirkan sesuatu yang tidak bisa di jangkau oleh akal hanya akan menghabiskan waktu. Kenapa harus memikirkan sesuatu yang nantinya sudah dipastikan ? Bukankah akan lebih baik memikirkan tata cara agar lebih siap menunggu hal-hal yang pasti ?
Ada sebuah ungkapan:
الاجر على قدر التعب
“Balasan itu atas kadar kepayahan”
Yang perlu kita renungkan, balasannya kesiapa ? Apa harus kepada pelakunya langsung ? . Tentu saja bukan. Balasannya nanti bisa saja turun ke anak turunnya. Tidak harus ke pelakunya langsung. Tapi perlu kita ketahui, tidak akan ada yang hilang dari hal baik yang sudah kita lakukan. Apabila tidak kembali kepada pelakunya langsung, pasti nanti akan kembali kepada anak turunnya.
Yang tidak masuk nalar adalah mentuhankan ihtiyar.
Perbuatan yang samar , saking samarnya sampai tidak terasa. Manusia beranggapan, dengan ihtiyar manusia bisa tercukupi dan bisa sukses, ini menurut akal. Tapi nyatanya.. banyak juga yang akhirnya gagal, padahal sudah maksimal. Pada akhirnya Tuhanlah yang disalahkan. Kita memaksa Tuhan mengabulkan permintaan, seakan-akan kita memang pantas mendapatkan. Bukankah ini dinamakan Su’ul adab ?
“Berapa banyak orang yang cerdas akalnya tapi ekonominya rendah , berapa banyak orang yang bodoh tapi sukses ekonominya. Hingga pada akhirnya banyak yang kufur ni’mat sebab mentuhankan akal”
Hasil adalah mutlak milik Allah, terserah Allah mau seperti apa. Lantas ihtiyar untuk apa ? Tentu sebagai rasa syukur atas ni’mat. Bukti penghambaan adalah dengan ibadah dan muamalah.
Salafus Soleh pernah mengungkapkan : Aku senang jika ada Doaku yang dikabulkan, Aku juga senang jika ada yang belum di kabulkan, karena itu kehendak Allah, Kehendak Allah lebih baik dari pada permintaanku.
Susah dan putus asa terjadi karena akal yang di kedepankan. Ada hal yang tidak bisa di jangkau akal, yaitu min haitsu la yahtasib nya Allah ( Dari arah yang tak terduga ) . Akal manusia tidak akan pernah menjangkau itu.
Butuh proses.
Untuk memanajemen akal butuh yang namanya proses, tidak mudah ! akan ada kejadian kejadian menarik yang di alami setiap manusia. Kejadian yang akan membawa lebih dewasa dan bijaksana. Sehingga manajemen Hati lebih kuat dan kokoh dari pada management akalnya. Semua orang akan memiliki jatah gagalnya masing-masing. Hingga pada waktu berada di titik terendahnya, Allah akan memberikan kunci pembuka untuk segala kegagalannya. Biasanya ini terjadi jika orang tersebut sudah mengakui tidak ada yang akan terjadi jika memang Allah belum berkehendak.
Sebuah pikiran yang terbuka,
Pikiran tang terbuka yaitu : kepintaran , kesuksesan , kekayaan , dll, tidak akan tercapai kecuali Allah sudah berkendak. Sisakanlah waktu untuk menaruh ego, kepintaran, jabatan, kekayaan dll. Luangkan waktu tersebut untuk Tuhanmu.
Seruput kopi dulu teman.
Sedikit tulisan di tempat kopi persinggahan.
Akal bukanlah yang terdepan
Kesuksesan milik orang yang menaruh keyakinan dan harapan kepada tuhan
Gunakan akal untuk mempersiapkan, menunggu hasil yang sudah ditetapkan.
Karena pemberian sesuai kadar kesiapan.
Share this content:
support Mimin dengan Traktir Kopi
Post Comment