Perbedaan Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar

Perbedaan Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar: Memahami Istilah dalam Ilmu Hadits

Perbedaan Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar. Dalam kajian Islam, khususnya ilmu hadits, sering kali kita menjumpai istilah seperti hadits, sunnah, khabar, dan atsar. Meski sekilas terdengar serupa, keempat istilah ini memiliki makna yang berbeda tergantung dari sudut pandang ulama yang menggunakannya. Memahami perbedaan ini penting bagi siapa saja yang ingin mendalami ilmu hadits atau memperdalam wawasan keislaman secara umum.

Pada artikel ini, kita akan membahas secara lengkap perbedaan antara hadits, sunnah, khabar, dan atsar, baik dari sisi bahasa (etimologi) maupun istilah (terminologi) menurut para ulama.

1. Apa Itu Sunnah?

Secara Bahasa:

Kata sunnah berasal dari bahasa Arab “سنة” yang berarti cara atau jalan hidup.

Secara Istilah:

Dalam konteks ilmu hadits, sunnah diartikan sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa:

  • Perkataan (qauliyah),
  • Perbuatan (fi’liyah),
  • Ketetapan atau persetujuan beliau terhadap suatu perbuatan (taqririyah).

Dengan pengertian ini, istilah sunnah sering disamakan dengan hadits. Namun, sebagian ulama membedakan bahwa hadits lebih merujuk pada perkataan atau perbuatan Nabi SAW secara langsung, sedangkan sunnah mencakup pula gaya hidup dan kebiasaan beliau secara umum.

2. Apa Itu Hadits?

Secara umum, hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk:

  • Ucapan,
  • Tindakan,
  • Persetujuan,
  • Maupun sifat beliau.

Para ahli hadits (muhadditsun) menjadikan hadits sebagai sumber utama kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an. Hadits menjadi fondasi utama dalam memahami hukum-hukum syariat, akhlak, dan tuntunan hidup Rasulullah SAW.

3. Apa Itu Khabar?

Secara Bahasa:

Kata khabar berarti berita atau informasi, dan merupakan lawan dari kata insya’ (ungkapan yang tidak mengandung kebenaran atau kebohongan).

Secara Istilah:

Terdapat beberapa pendapat ulama mengenai definisi khabar:

  1. Khabar = Hadits
    Menurut sebagian ulama, khabar dan hadits adalah dua istilah yang sinonim.
  2. Khabar ≠ Hadits
    Ada pula yang berpendapat bahwa khabar adalah informasi yang tidak berasal dari Nabi SAW, melainkan dari selain beliau, seperti sahabat atau tabi’in. Sedangkan hadits khusus untuk informasi dari Nabi SAW.
  3. Khabar lebih umum dari Hadits
    Pendapat ketiga menyebut bahwa setiap hadits adalah khabar, namun tidak semua khabar bisa disebut hadits. Dengan kata lain, khabar mencakup lebih luas, termasuk riwayat dari selain Nabi.

Baca Juga : Keutamaan Ilmu Hadist dan Kemuliaan Ahlinya

4. Apa Itu Atsar?

Secara Bahasa:

Al-Atsar berasal dari kata yang berarti bekas atau sisa sesuatu, seperti reruntuhan atau jejak yang ditinggalkan.

Secara Istilah:

Ada dua pandangan utama tentang atsar:

  1. Atsar = Hadits
    Sebagian ulama, termasuk Imam An-Nawawi, menganggap bahwa atsar adalah istilah lain dari hadits, baik yang marfu’ (sampai kepada Nabi) maupun mauquf (berhenti pada sahabat).
  2. Atsar = Riwayat dari Sahabat
    Pendapat lain menyatakan bahwa atsar lebih tepat digunakan untuk menyebut perkataan atau perbuatan para sahabat, atau disebut juga hadits mauquf.

Penjelasan ini bisa dipahami dari makna atsar sebagai “sisa” atau “jejak”, yang dalam hal ini merujuk pada jejak peninggalan sahabat Nabi SAW dalam mengamalkan ajaran Rasulullah.

Apakah Semua Istilah Ini Sebenarnya Sama?

Dalam praktiknya, istilah sunnah, hadits, khabar, dan atsar bisa saling tumpang tindih tergantung dari penggunaan masing-masing ulama. Namun secara garis besar:

IstilahMakna UmumSumber Utama
HaditsPerkataan, perbuatan, ketetapan Nabi SAWNabi SAW
SunnahGaya hidup, kebiasaan Nabi SAWNabi SAW
KhabarInformasi, bisa dari Nabi atau selainnyaNabi SAW / Sahabat / Tabi’in
AtsarJejak atau riwayat, biasanya dari sahabatSahabat / Tabi’in

Perbedaan ini tidak untuk dipertentangkan, melainkan sebagai bentuk kekayaan istilah dalam khazanah ilmu Islam. Yang terpenting adalah memahami konteks penggunaan setiap istilah agar tidak salah tafsir dalam pembelajaran.

Memahami istilah hadits, sunnah, khabar, dan atsar adalah langkah awal yang penting dalam menapaki jalan ilmu. Semakin dalam kita memahaminya, semakin kita bisa menghargai warisan keilmuan para ulama salaf dan betapa telitinya mereka dalam menjaga kemurnian ajaran Islam.

Sumber : Manhalul Lathif Karangan Abuya As Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas Al Maliki Al Hasani

Share this content:

Tinggalkan komentar