Keutamaan Ilmu Hadist dan Kemuliaan Ahlinya

Keutamaan Ilmu Hadist dan Kemuliaan Ahlinya

Keutamaan Ilmu hadist dan Kemuliaan Ahlinya. Ilmu hadits memiliki posisi yang sangat mulia dalam Islam. Keutamaan ilmu ini tidak hanya terbatas pada fadhilahnya di dunia, tetapi juga memberikan derajat tinggi di akhirat. Para ulama hadits adalah penjaga kemurnian ajaran Islam yang diwarisi dari Rasulullah SAW.

Keutamaan Ilmu Hadist

Sufyan ats-Tsauri pernah berkata:

“Aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih mulia daripada ilmu hadits bagi siapa yang menginginkan ridha Allah Ta’ala, karena orang-orang membutuhkannya, hingga mengenai makanan dan minuman mereka.”

Ilmu hadits lebih utama dibandingkan dengan ibadah sunnah seperti shalat dan puasa sunnah karena hukumnya fardhu kifayah. Ilmu ini menjadi pusat di mana syariat bergerak untuk kepentingan umat. Ilmu hadits adalah sumber utama setiap larangan dan perintah serta menjadi dasar tegaknya hukum-hukum Islam.

Para ahli hadits memiliki kemuliaan besar karena mereka mendapatkan kehormatan dalam memahami, menghafal, dan meriwayatkan sabda Nabi SAW. Dengan ilmu ini, mereka memperoleh gambaran rinci tentang kehidupan Nabi SAW, seolah-olah mereka menyaksikan dan melihat langsung bagaimana beliau beribadah dan berinteraksi dengan manusia.

Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Ilmu Hadits dan Ahlinya

1. Hadits Keutamaan Mengucapkan Shalawat

Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah SAW bersabda:

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

“Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak mengucapkan shalawat untukku.” (HR. Tirmidzi, dinilai hasan)

Para ahli hadits adalah orang-orang yang paling banyak bershalawat kepada Nabi SAW. Mereka menyebut nama beliau dalam kitab-kitab mereka, menghafal hadits-haditsnya, dan selalu menyebutnya dalam diskusi keilmuan.

2. Hadits Keutamaan Mempelajari dan Menyampaikan Hadits

Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah SAW bersabda:

“Semoga Allah membaguskan wajah orang yang mendengar sesuatu dari kami, lalu ia sampaikan sebagaimana yang ia dengar. Adakalanya orang yang menerima lebih faham dari yang mendengarnya.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)

Hadits ini menunjukkan doa khusus Rasulullah SAW bagi mereka yang menyampaikan hadits dengan baik. Para ulama hadits mendapat keberkahan besar dari doa ini.

3. Hadits Tentang Para Khalifah Nabi

Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah SAW bersabda:

اللَّهُمَّ ارْحَمْ خُلَفَائِي

“Ya Allah, rahmatilah para khalifahku.”

Para sahabat bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ خُلَفَاؤُكَ ؟

“Ya Rasulullah, siapakah para khalifahmu?”

Nabi SAW menjawab:

الَّذِينَ يَأْتُونَ مِنْ بَعْدِي، يَرْوُونَ أَحَادِيثِي وَسُنَّتِي، وَيُعَلِّمُونَهَا النَّاسَ

“Yaitu orang-orang yang sesudahku, meriwayatkan hadits-haditsku dan mengajarkannya kepada orang-orang.” (HR. Thabrani dalam al-Ausat)

Al-Qasthalani dalam Irsyadus Saari menjelaskan bahwa menyampaikan Sunnah adalah tugas para Nabi. Maka siapa saja yang melaksanakan tugas ini disebut khalifah oleh Nabi SAW.

4. Hadits Tentang Keadilan Ahli Hadits

Rasulullah SAW bersabda:

يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ

“Ilmu ini dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap generasi. Mereka menyingkirkan darinya (ilmu) perubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang melampaui batas dan pemalsuan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat bathil serta penakwilan orang-orang bodoh.” (HR. Baihaqi dalam al-Madkhal)

Hadits ini menegaskan bahwa para ulama hadits adalah orang-orang yang adil dan bertugas menjaga kemurnian ajaran Islam dari penyimpangan.

Kesimpulan

Ilmu hadits adalah ilmu yang sangat mulia dan memiliki peran krusial dalam menjaga keautentikan ajaran Islam. Ahli hadits mendapat kedudukan tinggi karena mereka menjadi penjaga warisan Nabi SAW. Dengan mempelajari dan menyebarkan hadits, seseorang tidak hanya mendapatkan keberkahan di dunia, tetapi juga kemuliaan di akhirat.

Sumber : Kitab Manhalul Lathif Karya Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al Maliki

Share this content:

Tinggalkan komentar